Akhirnya Kamu Telah Menggapai Keabadian, Ade Paloh
Pagi tadi, tanggal 19 Maret 2024. Aku bekerja seperti hari-hari sebelumnya. Ritual yang aku lakukan ketika sampai di kantor, yaitu menghidupkan komputer, memilih lagu untuk didengarkan sembari bekerja serta membuka twitter yang sekarang berganti nama menjadi X untuk melihat informasi-informasi terkini. Tapi ketika membuka X, bukan kabar baik atau keributan-keributan khas warga X yang aku dapatkan. Justru kabar duka. Vokalis serta pencipta lagu dari band Sore, Firza Achmar Paloh atau biasa kita kenal dengan Ade Paloh meninggal dunia. Reaksiku pertama tentu saja kaget. Dalam hati aku berkata, “Ah, hoax ga sih ini?”. Lalu makin banyak musisi membuat cuitan bela sungkawa mulai bermunculan. Aku seketika langsung sedih, kaget dan entah mengapa aku merasakan ada yang kosong dalam diriku. Dari mana rasa kosong itu muncul, aku juga tidak tau. Jujur, aku memang casual listener dari band Sore. Tapi bisa dibilang lagu-lagu dari Sore menemani tumbuh kembangku dari anak-anak hingga remaja, bahkan dewasa. Awal mula perkenalanku dengan band ini adalah dari kakak-ku. Selain lingkungan pertemanan, pengetahuan musikku juga dipengaruhi oleh keluargaku terutama kakak-ku. Dulu saat kakak-ku masih kuliah, ketika pulang ke kampung halaman alias rumah kami, pasti ada saja band-band yang dulu asing di telingaku yang lagu-lagunya dia putar di rumah. Mulai dari ERK, WSATCC, Pure Saturday, Rumahsakit, Mocca dan masih banyak lagi. Sore juga termasuk dalam daftar panjang band-band yang lagunya sering diputar ketika dia pulang ke rumah. Bisa dibilang kakak-ku adalah indies darling karena kebanyakan band yang dia putar dan sukai adalah band-band indie pop. Mungkin dia mendapat refrensi musik-musik itu di lingkungan kuliahnya. Entah. Aku masih ingat, top 3 band-band yang sering diputar adalah Mocca, WSATCC dan Sore.
Port of Lima, adalah album dari Sore yang sering kakak-ku putar dirumah. Saat itu usiaku masih, 10 atau 11 tahun. Lupa-lupa ingat aku. Dengan bermodalkan dvd/cd player usang dan speaker tua milik bapak, lagu-lagu di album port of lima diputar. Sembari menemaninya mengerjakan pekerjaan rumah atau sekadar bersantai di teras depan. Tak hanya kakak-ku, lagu-lagu di album port of lima juga menjadi background music kami sekeluarga dalam menjalankan aktivitas di rumah. Dulu aku tidak paham dengan arti lagu-lagu itu tentang apa. Yang aku ingat, lagunya enak untuk didengarkan. Tapi setelah aku beranjak dewasa, aku baru sadar lirik di lagu-lagu milik Sore ditulis dan disusun dengan sangat indah. Dipadukan dengan instrumen musik yang jazzy, membuat hangat suasana. Mungkin kalian yang mendengarkan Sore sepakat kalau Ade Paloh jenius dalam mengolah lirik di lagu-lagu milik Sore.
Pertama kali aku melihat penampilan Sore secara langsung di Synchronize Festival tahun 2019. Pada saat itu, aku baru masuk venue dan melihat Sore sedang bersiap-siap untuk tampil. Tanpa pikir panjang, aku langsung lari menuju panggung dimana Sore tampil. Entah dipikiranku saat itu aku harus nonton Sore secara langsung minimal sekali seumur hidup. Senang dan tidak menyangka aku bisa melihat penampilan Sore secara langsung kala itu. Waktu itu, kalau tidak salah Sore tampil di jam-jam sore menjelang petang. Langit yang berwarna kuning kemerahan dan sayup-sayup angin menambah syahdu penampilan Sore kala itu. Tak lupa aku memberikan kabar kepada kakak-ku sekalian pamer haha. Tak kusangka penampilan di Synchronize Festival 2019 adalah kali pertama dan terakhir aku melihat penampilan Sore dengan Ade Paloh. Sebenarnya beberapa waktu terakhir Sore beberapa kali manggung di Semarang. Tapi karena kondisi finansialku yang tidak memungkinkan, aku tidak bisa hadir melihat penampilan mereka.
Tadi sekitar pukul setengah sembilan malam, aku dan kakak-ku berbincang-bincang membahas kepergian Ade Paloh serta mengenang masa-masa kecil kami. Dia bilang kalau lagu-lagu milik Sore yang menemani masa kuliahnya apalagi ketika stress dengan skripsinya. Dan lagu-lagu Sore masih dia dengarkan sampai sekarang, yang dimana sekarang dia sudah menjadi suami serta bapak dari dua anak. “Dek, nanti kalau Sore manggung lagi rasanya beda, soalnya udah ngga ada Ade Paloh lagi” , “Dek, aku baru nonton Sore cuma sekali. Tau gitu waktu itu tak puas-puasin nonton kalau Sore manggung.” itulah penggalan kalimat yang kakak-ku katakan ketika kami berbincang tadi. Kalimat-kalimat sedih dan beberapa kalimat penyesalan terlontar dari kakak-ku.
Pasti setelah ini, aku, kakak-ku dan mungkin kalian semua akan rindu penampilan Sore bersama Ade Paloh di dalamnya.
Selamat jalan Ade Paloh, terimakasih sudah menciptakan karya-karya yang indah. Terimakasih sudah menemani masa kecil hingga dewasaku, terimakasih sudah menemani separuh hidup kakak-ku, dan terimakasih sudah menemani kami semua lewat lagu-lagu Sore atau karyamu yang lain. Semoga kamu bahagia di rumahmu yang baru.
Paloh pop selamanya.