Diajak Danilla Membuat ‘Laguland’

Rizzky Dhea Aprilia
2 min readJul 30, 2024

--

pict source: pinterest
pict from: pinterest

Senin, 29 Juli 2024 Pukul 20.00

Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya aku habiskan dengan berdiam diri di kamar indekos-ku yang tak besar tapi cukup untuk membuatku nyaman tinggal di dalamnya. Sudah hampir dua minggu waktuku aku habiskan untuk bekerja dan pulangnya langsung menuju indekos lalu mengurung diri di kamar. Entahlah, rasanya setelah bekerja energiku sangat habis dan tidak mampu berinteraksi lagi dengan orang-orang. Bahkan sekadar untuk membalas pesan saja aku tak mampu. Alhasil pesan-pesan yang masuk ke whassap pribadiku aku abaikan, maaf teruntuk orang-orang yang pesannya tidak aku balas. Lalu setelah di indekos, apa yang aku lakukan? ya paling beberes kamar, workout, mandi, dan setelahnya menonton video atau mendengarkan lagu sampai aku ketiduran.

Malam ini, setelah aku melakukan semua aktivitas yang memuakkan dan melelahkan itu aku memilih untuk mendengarkan lagu sembari tiduran di lantai. Malam ini aku mendengarkan album favoritku dari solois Danilla Riyadi yaitu album Lintasan Waktu. Walaupun album ini usianya sudah lebih dari 5 tahun, tetapi bagiku album ini tetap menjadi masterpiece dari Danilla Riyadi. Tiba giliran laguland berputar di spotify-ku yang tidak premium ini. Diawali dengan lantunan gitar dan synthesizer yang mendominasi diikuti suara Danilla yang lembut dan agak sengau. Sembari masih tiduran di lantai lalu aku mulai memejamkan mata menikmati bait demi bait serta instrumen demi instrumen dari lagu ini. Aku merasakan diriku mulai terbawa ke dalam lagu ini. Menurut beberapa interview yang aku lihat dan baca mengenai lagu ini, Danilla mencoba menceritakan dunianya yang dia idamkan, dunia yang ada di dalam mimpinya. Dan ini terjadi kepadaku, mencoba membayangkan duniaku sendiri dengan mendengarkan laguland. Membayangkan melihat hamparan rumput yang luas dengan aku berlarian diantara rerumputan itu, bermain dengan hewan-hewan kesukaanku seperti kucing, kelinci dan panda, memetik apel dan bunga lili yang tumbuh diantara hamparan rumput itu. Langit pun berwarna violet dan jingga, indah. Suasananya sangat tenang dan damai. Tidak ada klakson kendaraan yang memuakkan, tidak ada tangisan, atau suara orang sedang beradu mulut demi ego mereka. Hanya diisi orang-orang yang saling mengasihi, mencintai dan orang-orang yang saling peduli. Ah, sungguh dunia yang indah dan damai.

Tak terasa sudah di pengujung lagu. Dunia impianku yang indah ikut lenyap bersama selesainya lagu. Aku mulai membuka mataku dan kembali ke dunia nyata. Kembali menyadari kalau dunia itu hanya fatamorgana dan sudah pasti tidak akan terwujud. Walaupun begitu, aku bahagia karena dapat membuat dan membayangkan ‘laguland’ versiku walau hanya dalam waktu 5 menit 18 detik.

Sesekali tak apa berkhayal, menciptakan dunia versimu atau dunia impianmu di dalam otak, mungkin dengan itu kamu bisa beristirahat sejenak dari dunia nyata yang kejam.

--

--

No responses yet