Emo dan Kita

Rizzky Dhea Aprilia
1 min readFeb 10, 2022

--

Foto: instagram @whenwewereyoungfest

Beberapa waktu belakangan, warga net gempar dengan postingan instagram @whenewereyoungfest yang akan menyelenggarakan festival dengan line-up yang akan membuat kita bernostalgia. Mulai dari Afi, Sleeping with sirens, hingga BMTH akan meramaikan festival tersebut. Hampir semua orang yang merasakan emo phase pasti sangat senang melihat line-up yang akan membuat kita bernostalgia.

Di tempat saya, emo juga sedang naik kembali dengan acara emo night yang diselenggarakan di beberapa tempat. Setiap acara emo night diselenggarakan, pasti selalu ramai. Semua orang sing along dengan setlist lagu-lagu emo yang dibawakan oleh disc jockey (DJ). Mereka bernyanyi dengan lantang bahkan ada beberapa yang menangis terbawa suasana. Setiap kali saya datang ke acara emo night saya selalu bergumam dalam hati kalau saya akui bahwa emo tidak pernah mati. Karena bisa dibilang musik-musik emo yang menemani masa penjajakan kita.

Emo yang menemani kita saat kita pertama kali merasakan patah hati, kecewa pada dunia, dan marah pada keadaan. Makadari itu, saat mendengar lagu emo, ada sisi nostalgic yang muncul. Kemarin saya melihat postingan meme dengan kata-kata "emo harus mati" hmm aku rasa emo tidak harus mati, kalau emo mati sebagian diri kita juga akan mati karena sebagian diri kita tumbuh dengan lagu-lagu emo

--

--

No responses yet